Contoh: Lancaran Manyar Sewu (Slendro Manyura)
Manyar sewu slendro maupun manyar sewu pelog selalu identik dengan manyar sewu banyumasan.
notasi manyar sewu biasanya lebih dikenal dengan menggunakan manyar sewu slendro. manyar sewu biasanya dibuat untuk awal awal latihan gamelan. dikarenakan manyar sewu slendro lebih mudah untuk dipahami dan dipelajari.
Buka bonang: . ! . 6 . ! . 6 3/3 . 3/3 ./G
Balungan :
. 5 . 3 . 5 . 3 . 5 . 3 . 6 . 5
. 6 . 5 . 6 . 5 . 6 . 5 . 3 . 2
. 3 . 2 . 3 . 2 . 3 . 2 . ! . 6
. ! . 6 . ! . 6 . ! . 6 . 5 . 3
Kenong :
3 3 5 5
5 5 2 2
2 2 6 6
6 6 3 3
Kempul :
. 3 5 5
. 5 2 2
. 2 6 6
. 6 3 3
Keterangan : letak sabetan (ketukan) kenong dan kempul sesuai dengan yang
dirumuskan dalam kolom-kolom di atas.
Patokan pada tabuhan kenong, yakni yang diperhatikan laras balungan terakhir
pada gatra genapnya atau gatra 2 dan gatra 4, yakni disamakan larasnya. Bila gatra 2
balungan–nya berakhir dengan laras 1 maka tabuhan kenong pada gatra 2 juga 1, bila
gatra 4 balungannya berlaras 5 maka tabuhan kenong pada gatra 4 juga 5. Dengan
demikian pada Lancaran Manyarsewu di atas, pada balungan . 5 . 3 . 5 . 3,
tabuhan kenong-nya 3 dan 3, pada balungan . 5 . 3 . 6 . 5, tabuhan
kenongnya 5 dan 5. Demikian seterusnya.
Patokan pada tabuhan kempul, sama dengan tabuhan kenong, namun pada
tabuhan kempul gatra 1 tidak ditabuh. Jadi memag hanya 3 tabuhan kempul dalam 4
gatra. Jadi bila kenong-nya 3 3 5 5 maka kempulnya . 3 5 5. Demikian dan
seterusnya.
Yang perlu diperhatikan juga adalah cara menabuh bonang ketika sedang
dilakukan irama mainan, yakni bonang dipukul dengan irama imbal. Imbal pada bonang
adalah cara menabuh bonang dengan cara bergantian (imbal) antara bonang barung
dengan bonang penerus, misalnya:
Pada bonang penerus: 2 . 5 . ( 2x) , lalu diikuti laras isiannya
Pada bonang barung : . 1 . 3 ( 2x), lalu diikuti laras isiannya.
Bila didengarkan suara bonang penerus dan bonang barung tersebut menjadi:
2 1 5 3 2 1 5 3 lalu diikuti isian di belakangnya.
Sebenarnya yang dimaksud dengan imbal yakni bagian yang bergantian di atas beserta
isiannya. Isian dalam hal ini bukanlah istilah yang lazim dalam karawitan, tetapi dalam
rangka menjelaskan saja. Bagian isian adalah berdasarkan jatuhnya laras pada akhir gatra
terakhir atau akhir gatra 4. Bila di akhir gatra balungannya larasnya 1, maka akhir bagian
isian juga harus laras 1, bila akhir gatra larasnya 2 maka akhir bagian isian juga berlaras
2, dan seterusnya.