Selalu ada sebuah Perasaan yang tersembunyi di balik senja. Entah karena kata senja itu sendiri terdengar puitis, atau semesta memang terasa begitu mistis saat itu, yang sambil sesaat, mampu membuat beberapa orang mencandu.
Senja adalah pembatas antara siang dan malam.Senja adalah pemisah, agar keduanya tidak menyatu.Senja adalah sebuah penanda berakhirnya sebuah kisah cerita.Hadirnya adalah sebuah Ungkapan atau sebuah penanda agar sang surya segera menggelamkan dirinya.membuat cahaya mentari tersebut meredup dan membiarkan awan menjadi penguasa langit.
Aku pernah membenci senja karena setelah dia datang yang terjadi hanya lah sebuah kegelapan.Indahnya hanya sesaat dan setelah melihat keindahan yang sesaat akan terjadi sebuah kegelapan dan menjadi bukti bahwa sebuah keindahan hanya sesaat tidak ada suatu keindahan yang abadi .
Jika aku disuruh memilih fajar atau senja, tentu saja aku akan memilih fajar. Kau tahu alasanku memilihnya? Fajar itu menjemput sang mentari. Dengan anggunnya sang mentari diterbitkan dan diekspor ke langit. Menyinari sisa embun di pagi hari, mengisyaratkan pada seluruh isi untuk memulai memulai cerita. Tentu, semuanya terang, bercahaya di mana-mana, bahkan sekecil apapun ranting pohon yang saling menyilang akan tetap mendapat bias cahaya.
Terbitnya sang mentari, pertanda dimulainya sebuah hari yang baru. Segala canda tawa ceria anak manusia tak akan bisa tersembunyi di sana. Indah bukan?
Dan tentang senja? Bukannya aku benci. Aku sedikit enggan memang dengan hadirnya. Mengisyaratkan berakhirnya sebuah cerita, menyisakan sunyi. Tidak ada cahaya yang sangat terang yang mampu menyinari bumi, hanya kelip lampu kecil yang seakan tak berarti. Tetap saja kegelapan pemenangnya, hawa dingin dan rasa sepi selalu hadir menemani. Menakutkan, perlu cerita apa saja yang harus disimpan. Entah cinta atau luka, atau bisa jadi kenangan. Dan biarkanya menjadi penghantar tidur atau pengisi mimpi. Sampai datang lagi yang ku tunggu, fajar yang menjemput diterbitkannya mentari esok hari.
Senja mengajarkanku bahwa terang tak selalu menemani.Kau adalah langitku langit yang selalu menemaniku kapanpun aku berada.Katakan saja Aku mentari yang jatuh cinta padamu hai langit tapi tuhan berkata lain dia mengahdirkan antara siang dan malam mentari dan rembulan.Aku melupakan kehadirnanya yang meminta senja menjeputku.Ya, aku harus menenggelamkan diri agar sang rembulan dapat memikat sang langit, menunjukkan cahaya indahnya, rupa cantiknya, yang hadirnya selalu diiringi kelip bintang-bintang angkasa.
Saat senja datang, Apakah Bumi yang pergi meninggalkan Atau Matahari yang diterima selamat tinggal? Saat hujan turun, Apakah awan yang berlarian tak sabar Atau Bumi yang menyambut riang
Senja selalu berbicara tentang kita untuk pulang, tak peduli tentang kita terbang. Senja juga membantu kita ikhlas, kompilasi harus pergi karena datang sang malam. Senja punah kita hidup memberi makna, meski hadir hanya sebentar
Yang Kusuka dari senja adalah dia mengajarkan ku bahwa suatu keindahan tak ada yang abadi melainkan hanya sesaat seperti raga manusia di bumi yang fana ini tak ada yang abadi semua akan rapuh saat tua nanti.
Senja juga dapat diartikan sebuah harapan atau sebuah kisah yang berakhir harus tetap dilanjutakan atau di perjuangkan meskipun tak semua penantian di akhiri dengan pertemuan.